Kezia & Milenia Traini JKT48 Grad (Lulus)
Kezia & Milenia |
Lulusnya 2 calon member JKT48 ini cukup mengejutkan karena sampai pengumuman kelulusan mereka masih sebatas traini dan sampai waktu diumumkan lulus, keduanya sebenarnya terlihat memiliki progres perkembangan yang sudah bagus.
Selain itu secara pribadi, saya termasuk cukup kehilangan juga, karena 2 member yang termasuk harapan saya akhirnya lulus lagi, seakan mengulang cerita masa lalu ketika Mova dulu lulus cepat juga, meski dia lulus setelah menjadi member JKT48.
1. Kezia Lulus Cepat, Kenapa?
Saya yakin lulusnya Kezia aka Kei mungkin terlihat/cukup biasa bagi fans lain, tetapi tidak demikian bagi saya. Secara pribadi itu termasuk kejutan merusak juga (hardshock), karena sejauh ini saya cukup mengikuti perkembangan dirinya mulai dari sangat jaim hingga semakin ramah sejauh ini.
Kei juga semakin berani untuk lebih sering berhubungan dengan semua member traini lainnya, meski saya yakin itu cukup berat baginya, karena sebelumnya saya selalu merasa dia termasuk cewek remaja yang cukup pendiam, tetapi dia cukup berhasil bersosialisasi, setidaknya dengan sesama member Traini.
"Mungkin usia termuda adalah salah satu hambatan dirinya untuk cukup ramah dengan member generasi-3 lainnya yang kebanyakan lebih tua darinya, Meski diakui dia cukup berhasil bersosialisasi dengan beberapa member JKT48 lainnya sejauh ini"
Dari beberapa info yang terbiasa membahas perkembangan para member pada pertunjukan teater juga menggambarkan bahwa Kei termasuk member yang cukup berkembang bila dibandingkan dengan usianya sebagai member traini generasi-3 termuda yang sedang berjuang memperebutkan satu posisi.
Sejujurnya saya tidak tahu atau lebih baik tidak tahu kenapa dia lulus cepat melihat bagaimana dia berusaha berkembang sejauh ini. Jadi meski ada 2 kemungkinan kenapa dia lulus saya tidak akan membahas apapun di sini. Tidak ada juga gunanya karena Kei juga sudah bukan member JKT48 lagi.
Namun, meski begitu saya ingin tetap mendukung Kezia secara pribadi, jadi saya berharap/berdoa dia akan mencapai impian terbaiknya sebagai seorang yang penting di luar sana dan semoga dia akan muncul lagi sebagai seorang yang menarik bagi kita nantinya.
"Infonya Kezia memiliki cita-cita cukup tinggi dan berat yaitu sebagai seorang Psikolog/Arsitek"
Okey Kezia, jangan bayangkan bahwa lulusnya kamu sekarang menggambarkan kekuranganmu, melainkan bahwa itu adalah salah satu pijakan untukmu menjadi manusia yang lebih baik dari waktu ke waktu, pijakan yang akan mengokohkan mimpimu kelak.
Dan semoga kamu juga belajar dengan bersungguh-sungguh agar berhasil menjadi salah satu impianmu itu ya Kezia. Amin
2. Milenia Lulus Cepat, Kenapa?
"Lulusnya Milenia Alias Milen aka Elen dapat dikatakan antara sebuah kejutan dan prediksi"
Nah, saat mengetahui kembali adanya rumor yang sama, yang mengatakan bahwa salah satu alasan akhirnya memutuskan keluar dari member traini meski telah beberapa menjadi center di perform JKT48 adalah karena dia sakit setelah dipaksa oleh trainer/pelatihnya melakukan push-up hingga 1000x.
"Infonya, pada surat permintaan pengunduran dirinya sebagai traini gen-3, Ibunya Milen mengatakan Milen sakit karena dipaksa melakukan push-up hingga 1000x, sehingga dia tidak bisa bangun dari tidur. Dan ibunya juga sedih takut anaknya menjadi cacat"
Dengan jujur, saat mendengar rumor di mana ibunya Milen mengatakan anaknya dipaksa push-up dan takut anaknya cacat. Sejujurnya saya mencium ada sedikit data berbau konspirasi terbalik guna melemparkan kesalahan ke udara, meski begitu saya sebagai fans biasa hanya akan meng-iyakan saja.
Kenapa itu menjadi data berbau konspirasi terbalik adalah karena kita tahu (sebagian fans pasti tahu) bahwa kedua orang tua Milen adalah dokter sehingga sudah pasti jauh lebih paham bahwa push-up 1000x itu tidak akan mungkin dilakukan seorang manusia dalam satu waktu, bahkan seorang atlet tinju pun tidak akan sanggup kecuali setelah latihan bertahun-tahun.
Jadi mana mungkin seorang dokter akan mengatakan bahwa trainer/pelatih anaknya di JKT48 memaksa anaknya yang masih berusia 14 tahun untuk push-up hingga 1000x (dalam sekali waktu) tanpa berpikir bahwa lisensi dokternya akan berubah menjadi bahan olokan.
Jadi info itu dapat dikatakan memang berbau konspirasi terbalik, dimana seakan-akan pihak JKT48 yang bersalah, tetapi sebenarnya pihak keluarga member (disini orang tua Milen) lah yang sebenarnya dirugikan atau lebih tepatnya sengaja memindahkan kehinaan kepada keluarga Milen.
Saya tidak tahu siapa pihak yang sengaja memainkan sedikit trik politik berbau busuk ini, apakah pihak JOT memang sudah punya badan khusus sejenis departemen penanggulangan kerusuhan gitu atau memang hanya pihak tertentu yang sengaja ingin mengamankan situasi dengan sengaja memindahkan kesalahan kepada keluarga Milen saja.
Yang pasti siapapun pihak yang bermain di belakang sana, yang sengaja memunculkan info konyol tersebut pastilah termasuk orang idiot karena bermain dengan teka-teki yang jawabannya terlalu jelas sehingga malah terlihat seperti anak-anak ngambek yang kehilangan permen yang dia sembunyikan sendiri.
Selain lulusnya Milen juga dapat dikatakan termasuk kejutan tetapi dapat juga dikatakan sebagai sebuah prediksi, karena saat awal pelatihan para traini bergulir juga sudah ada rumor yang mengatakan bahwa ibunya Milen pernah juga protes kepada JOT kenapa anaknya mendapatkan pelatihan terlalu keras.
"Dan lebih konyolnya lagi adalah saat itu juga sudah ada rumor yang mengatakan bahwa salah satu protes ibunya Milen ke JOT adalah bahwa anaknya disuruh melakukan push-up 1000x, persis seperti alasan terbaru kenapa Milen memutuskan lulus saat ini"
Kembali lagi, meski saya merasa tahu kenapa dan bagaimana Milen akhirnya keluar dari JKT48, tetapi rumor dan alasan dia lulus yang sengaja dihembuskan membuat semuanya terlihat seperti sebuah cerita konyol, seperti mempertanyakan..
"Kenapa berita konyol itu mesti dihembuskan?.."
Ada alasan serius kenapa pertanyaan ini menjadi terasa penting karena kita tahu Milen adalah salah satu member traini gen-3 yang dapat dikatakan sebagai salah satu traini yang paling bagus dan bertujuan, dia juga terlihat sangat berusaha keras menjadi salah satu traini terbaik.
"Pembuktiannya terlihat saat dia beberapa kali menjadi center di beberapa lagu dan setlist yang traini bawakan, baik di sebuah show perform di TV atau pada pertunjukan teater, selain performannya juga rata-rata bagus"
Itu membuktikan bahwa Milen memang seorang remaja pekerja keras dan sekaligus juga membuktikan bahwa dia memang menyukai pekerjaannya menjadi seorang Idol, menjadi seorang calon member Idol di Grup JKT48.
"Nah, kenapa berita konyol itu musti dihembuskan?.."
Serius, bukan Milen yang terlihat menderita (mungkin dia bahkan belum menyadarinya saat ini), melainkan saya sendiri merasa sedikit menderita dan cukup sedih melihat bagaimana akhirnya Milen memutuskan untuk mengakhiri salah satu mimpi kecilnya sebagai seorang Idol.
Apalagi setelah perjuangannya bersaing dengan ribuan calon finalis traini, sebelum akhirnya membuka langkahnya menjadi seorang traini yang cukup berdedikasi dari sejauh informasi yang dia tinggalkan sebagai traini generasi-3 sebelumnya.
Saya sedih bukan hanya karena dia temasuk salah satu member traini berbakat dan pekerja keras yang saya tahu, melainkan karena dia juga sama saja dengan Kezia. Dia adalah salah satu member pilihan saya juga dari 70+ finalis generasi-3 sebelumnya.
Dan lagi..
Lulusnya Milen ini juga cukup mengembalikan sedikit perasaan dilema dalam hidup saya sendiri dalam pembuktian diri yang harus ditunda. Entah juga akan ditunda selama-lamanya atau sementara, yang pasti terdapat perasaan sedih saja melihat Milen akhirnya lulus sebelum menjadi apa-apa, meski hanya sebuah impian kecil saja.
Yah, memang sekali lagi meski (misalnya) Milen nantinya telah menjadi member tetap JKT48, belum tentu juga dia akan menjadi seorang yang apa-apa di JKT48 kan, karena sudah banyak buktinya di JKT48 atau sister grup idol-48 lainnya, mereka hebat atau tidak, mereka hanya akan tetap sebagai idol saja kan.
Namun, kalimat-kalimat berikut ini langsung mengiang dipikiran saya, meski tidak semua berhubungan dengan hidup saya seperti,
"Berhenti di tengah jalan menuju impian itu, berhenti sebelum mendapat sertifikat itu, berhenti sebelum lulus kuliah itu, berhenti saat baru menapakkan 3 langkah itu"
Serius, saat pertama membaca informasi Milen akan lulus, awalnya saya biasa saja, tetapi tidak lama kemudian saya tiba-tiba bersedih, bahkan saya sampai menangis, meski saat itu tidak jelas kenapa saya bersedih.
Saya sedih dan sampai menangis ini beneran dan sampai sekarang pun saya langsung dilema mengingat singkatnya perjalanan Milen sebagai member JKT48, entah kenapa seperti teringat samar-samar dilema perjalanan karir Brush Lee dan Nike Ardilla, meski ceritanya jauh banget yah... (huft maaf, ini cuma perasaan saya saja).
Saya yakin saya bisa sampai berpikir sampai ke tahap itu karena setiap saya membayangkan Milen, saya seperti melihat bayangan seorang yang telah direnggut impiannya dan dengan terpaksa merelakan sedikit mimpi kecilnya untuk mendapatkan mimpi besar lainnya yang juga belum jelas.
Sekali lagi, saya merasa begitu karena Milen, sejauh perkembangannya sebagai traini terlihat sebagai salah satu orang paling bertujuan, paling berusaha konsisten untuk melakukan semuanya dengan sempurna (perfect), sehingga terasa sangat dilematis dan mengernyitkan perasaan pedas di hati.
Yah, saya sangat berharap Milen tidak sampai sedih setelah salah satu impian kecilnya menjadi member JKT48 direnggut begitu saja darinya entah karena alasan cita-cita lebih besar atau permintaan orang tua atau alasan apapun di balik semua cerita singkat Milen sebagai traini JKT48 ini.
Saya sebagai fans dan sebagai manusia biasa dapat merasakan bahwa Milen pasti juga masih bersedih saat ini, meski dia berusaha terlihat tegar untuk menyonsong cita-cita lainnya untuk kehidupan masa depannya, dan meski terpaksa merasakan sedikit dilema terlebih dahulu di usianya yang masih 14 tahun, masih 14 tahun.. :((
Semoga Saya kelak bisa melihat Milen menjadi seorang dokter besar atau menjadi satu cita-citanya yang lain, yang menyatakan bahwa Milen memang seorang yang memiliki jiwa besar dan pantas menjadi orang besar karena itu sudah dia tunjukkan dari konsistensinya saat menjadi traini.
"Sekali lagi semoga kamu, Milen bisa menjadi seorang yang lebih bersinar nantinya, amin..." :))
Pada akhirnya saya hanya berharap mereka berdua (Kezia dan Milen) bisa lebih sukses di luar sana, entah jadi apapun mereka kelak atau mereka berhasil mewujudkan mimpi apapun suatu saat nanti dan semoga mereka berdua juga berhasil menjadi orang yang baik dan berguna besar.. Amin.
"Cerita buruk adalah bagian dan dari Cerita baik dan sebaliknya, karena tanpa salah satunya, maka engkau tiada kan merasakan kenikmatannya kecuali rasa hambar" .. (~_~)
Semoga kalian Sukses Kezia & Milenia, Amin..
Trims..
Kezia & Milenia Traini JKT48 Grad (Lulus)
Reviewed by Hai
on
November 24, 2014
Rating:
Semoga Milen bisa kayak Rachel (ente tau kan gan?) yg bisa tetep eksis setelah out dari traine.. Semangat buat Milen.. fokus ama sekolahnya dlu.. Moga tercapai impiannya jd dokter..
BalasHapusIya gan, semoga Milen berhasil gan.. Amin
HapusSaya juga merasa aneh, saat mengingat Milen saya menjadi sedikit dilema....mungkin karena ada hubungannya dengan waktu sma saya dulu gan, saat itu baru 1 minggu sekolah masih MOS saat kelas 1,... tiba2 hari senin seorang teman cewek (belum kenal bahkan) yg kebetulan duduk di belakang saya dilaporkan mengakhiri hidupnya dgn gantung diri,.... infonya hanya karena orang tuanya tidak mewujudkan janji mereka jika dia berhasil masuk sekolah favorit....
Yah, saya yakin Milen bukan cewek seperti itu sih, cuma mungkin ingatan itu campur aduk gan, makanya saya langsung dilema jika mengingat kata impian tidak tersampaikan itu... hemm
Kalau kei dan milen sebenarnya sangat wa sesalkan untuk angkat kaki dari JKT48 terlepas dari apapun alasannya. Dunia.per-idol-an Indonesia belumlah sesiap yg diperkirakan. Faktor orang tua dan pendidikan sangat mempengaruhi karena Indonesia belum mengenal kata Professional yang sebenarnya. Usia muda di Indonesia terlalu banyak dijejali harus sekolah dll yang selalu mementingkan otak kiri. Padahal diluar sana banyak contoh anak muda yg menjadi professional sejak usia 14 dan mendahulukan karier serta otak kanannya sehingga ketika menjadi seorang pro dia akan total pada pekerjaannya. Pada kasus milen tidak ada yang salah karena kebanyakan dari kita belum mengenal Proffesional dan Totalitas dalam arti yang sebenarnya. Kalau ada yg bertanya contohnya, coba lihat akrobator dr tiongkok, pesepakbola dari eropa, idol dari korea atau jepang, bahkan penyanyi kelas dunia. Semua memulai segalanya dari usia pemula yaitu 13. Dan di Indonesia? 13 adalah usia yg masih ingusan bahkan untuk bisa menjadi pro kebanyakan memulainya di usia 19 atau usia usai sekolah. Jadi bukan aalah JOT atau ortu milen. Tapi karena kita yg menganggap mereka anak kecil.
BalasHapusSiapa bilang hanya otak kiri untuk belajar gan?.. dari 100 ilmuan hebat, 30 di antaranya kidal, artinya mereka lebih terbiasa berpikir dengan otak kanan... termasuk einstein, newton.. hemm
HapusYah, memang anda benar gan, budaya profesional luar negeri tidak/belum bisa dibawa ke dalam negeri KECUALI bisa dipastikan 70-90% yang berani melakukan/bertaruh menerapkan profesional ala negara maju, beresiko lebih menikmati kemiskinan dan hidupnya berantakan...
Tidak ada yang bisa disalahkan, karena memang momentum negara kita masih/tetap saja berada dalam kata berkembang.... ENTAH berkembang makin hancur ato makin maju juga gak pasti... yang jelas berkembang ajah.... :D
Jadi, daripada masa depan hidup terlihat sangat tidak jelas, maka siapapun (kebanyakan) orang pasti akan memiliki tujuan yang terlihat jelas...
Gak bisa ditolak ( sy juga ikutan), karena meski banyak yg bilang hidupmu ditanganmu sendiri (misal dedy corbuzier, tapi ortunya jg kaya raya... bullshit jg --> meski dedy corbuzie memang benar jg), tetapi kenyataanya mereka yang mengatakan itu cuma segelintir orang saja (gak sampai 5% orang indonesia), maka itu akan tetap saja menjadi omongan bullshit... setidaknya masa sekarang ini... piss... :D
:)
BalasHapuseaa wkwkkw
BalasHapusw